- pengertian istighostah dan Do'a.
I stighostah
adalah
mashdar ( pokok kata ) dari kata kerja استغاث – يستغيث yang artinya adalah : طلب الغيث yaitu
meminta pertolongan.
Adapun istighostah menurut ahli nahwu adalah " نداء يخلص من
شدة أ و يعين على دفع بلية " yaitu : menyeru
orang yang dapat melenyapkan kesulitan dan menolong oarang untuk menghilangkan
mara bahaya.
Berkata
Syeihkul Islam Ibnu Taimiah : " Istigshostah adalah meminta pertolongan, dalam rangka untuk
menghilangkan musibah atau bencana." Seperti istinshor { meminta
pertolongan}untuk di menangkan, dan kata isti'anah ( yang berma'na tholubul 'Auni ( meminta pertolongan ).
Adapun do'a adalah pokok kata dari
kata kerja دعا يدعو yang artinya, طلب حضار إ yaitu " memohon
kehadiran " dan di sebutkan pula bahwa do'a adalah " ما يدعى به من الله yaitu apa-apa yang di
gunakan untuk menyeru Allah berupa perkataan. Ini adalah do'a secara bahasa,
adapun secara istilah adalah sebagaimana yang di katakan syekh ustaimin " طلب ما ينفع أ
و طلب ما د فع ما يضر " yaitu memohon sesuatu
yang bermanfaat serta memohon untuk menolak sesuatu yang bermadharat ".
Perbedaan
istighostah dengan do'a.
Perbedaan antara istighostah dan do'a
adalah : istighostah tidak lain dalam rangka untuk di selamatkan dari suatu
musibah, sedangkan do'a maknanya lebih umum, sebab itu dia mencakup permohonan
dari suatu musibah atau untuk selainnya, bentuk 'athaf ( aneksasi ) kata doa
dalam kalimat (أ و يد عو ) terhadap kata istighostah dalam kalimat أ ن يستغيث adalah merupakan athof yang bersifat umum
kepada yang bersifat khusus. Jadi , antara keduanya terdapat makna umum dan
khusus yang muthlak, keduanya bertemu dalam satu titik namun kata do'a lebih
umum, artinya setiap istighostah adalah do'a dan bukan setiap do'a adalah
istighostah.
Macam-macam
do'a dan istighostah
Para ulama membagi do'a menjadi
dua bagian :
- Do'a ibadah : serti sholat, puasa dan ibadah yang lain, ketiak sesorang melaksanakan sholat atau puasa sebanarnya ia telah begdo'a dan meminta kepada Allah ampunan dan menjauhakan dirinya dari adzab. Baeangsaipa memalingkannya untuk selain Allah maka ia telah berbaut syirik secara muthlaq, bersabda nabi sallallahu 'alaihi wasallam " sesungguhnya do'a adalah ibadah ".
- Do'a masalah : dalam hal ini terdapat perincian ( tidak sama di hukumi syirik ) . barangsiapa meminta pertolongan pada makhluk atau sesuatu yang ia mampu untuk mengerjakannya, maka hal ini tidak termasuk syirik, contohnya seseorang yang meminta minum kepada saudaranya yang memiliki air atau seseorang meminta pertolongan kepada temannya dari hewan buas dan yang semisalnya. Bersabda nabi sallallahu 'alaihi wasallam : " Siapa saja yang menyeru kepada kalian maka penuhilah seruannya ". ( HR Abu Daud di shohihkan oleh Al bani dalam al jami' 6021 ) belau juga bersabda : " Apabila ada orang yang menyerumu maka penuhilah ( HR Muslim )
Berkata sykeh islam ibnu taimiah :
" setiap do'a ibadah lazim ( pasti ) mengandung do'a masalah, dan setiap
do'a masalah mengandung do'a ibadah, Allah berfirman, " berdo'alah kepada Robb mu
dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang malampoi batas ." ( QS
Al a'rof : 55 )
Ayat
tersebut mengandung do'a ibadah, karena orang yang meminta itu mengikhlaskan
permintaannya kepada Allah. Hal itu merupakan ibadah yang paling utama,
demikian pula halnya dengan orang yang berdzikir ( ingat ) kepada Allah, orang
yang membaca Al Qur'an dan sebagainya dan
bisa di katakan juga sebagai orang yang beribadah kepada Allah di tinjau dari
sisi makna, karenanya ia di sebut sebagai orang yang berdo'a sekaligus sebagai
penghamba. ( di nukil dari fathul majid syarah kitab tauhid syekh abdurrahman
bin hasan 200-201. )
Istighosah
di bagi menjadi tiga macam :
1. yang di
perintahkan : yaitu istighostah kepada Allah ta'ala : adapun dalil yang
menunnjukkan hal itu adalah firman Allah : " katakanlah : terangkan
kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang kepada kamu hari kiamat apakah kamu menyeru
sembahan lain selain Allah jika kamu orang-orang yang benar ! ( tidak ) hanya
dialah yang kamu seru maka dia
menghilangkan bahaya yang karenanya kamu meninggalkan
sembahan-semabahanmu yang kamu sekutukan dengan Allah ". ( al an'am 40-41
). Dan firmannya : " (ingatlah )
ketika kamu memohon pertolongan pada Allah lalu di perkenankannya bagimu : " sesungguhnya aku mendatangkan bala
bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang beturut-turut." ( al
anfal 9 )
2. istrighostah yang di perbolehkan : yaitu
istighostah ( meminta bantuan ) kepada seseorang yang mempunyai sifat hayyun ( hidup ), hadir ( ada di hadapan ), qodir (
mampu ) Allah berfirman :
فا
ستغا ثه الذي من شيعته الذي من عد وه
" maka orang yang dari golongan meminta
petolongan kepada ( musa ) untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya." (
al Qosos 15 )
ayat ini berkenaan dengan orang
berada di bani isroil yang
beristighostah kepada musa untuk mengalahkan
musuhnya dari fir'aun. Maka
beristighostah kepada orang yang sudah meninggal, yang ghoib ( jin dan lain
sebagainya atau manusia tiada di hadapannya ) ataupun orang yang tidak
mempunyai kamampuan, seperti menurunkan hujan dan lain-lain. Ini adalah syirik
besar. Do'a adalah ibadah sedangkan istighostah adalah lebih khusus daripada
do'a, dan memalingkan do'a kepada selain Allah seperti istighostah, dia adalah musyrik.
Orang musyrik tidak akan di ampuni selama tidak bertaubat pada Allah ta'la
dengan taubat nashuha.
3. istighostah yang dilarang. Yaitu
istighostah kepada selain Allah yang tidak mempunyai sifat hayyun ( hidup )
hadir dan qadir ( mampu )
hukum
berdo'a dan beristighostah kepada selain Allah.
Do'a adalah
ibadah, begitupula dengan istighostah, karena istighostah adalah sejenis dengan
do'a walaupun dengan makna yang lain lebih khusus, perbedaan antara istighostah
dengan do'a adalah : istighostah tidak lain dalam rangka meminta di selamatkan
dari suatu musibah, sedangkan do'a makananya lebih umum, sebab itu mencakup
permohonan selamat dari musibah atau untuk selainnya. Bentuk 'athof (
aneksasi ) kata do'a dalam kalimat أ و يد عو terhadap kata istighostah
dalam kalimat أن يستغيث
merupakan 'athof dari yang bersifat umum kepada yang bersifat khusus. Jadi antara
keduanya terdapat makan umum dan makna khusus yang muthlak, artinya setiap istighostah
adalah do'a dan bukan setiap do'a adalah istighostah.
Allah
berfirman : "
Berdo'alah kepada Robbmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampoi batas."
Setip
perkara yang di syari'atkan dan di perintahkan o;eh Allah bagi hamba-hambanya
pelaksanannya adalah ibadah. Karenanya, jika ibadah tersebut di alihkan kepada
selain Allah maka di adalah seorang yang musyrik. Allah berfirman : " katakanlah hanya kepada
Allah saja yang aku sembah dengan
memurnikan ketaatan kepadanya dalam (
menjalankan ) agamaku. ( Az zumar : 14 )
Iibnu Qayyim
berkata di antara jenis-jenis kesyirikan adalah mengadukan
keperluan-keperluannya kepada orang-orang yang sudah meninggal dunia, meminta
pertolongan dan mengarahkan tujuan
pada mereka, inilah asal terjadi
keysirikan di dunia, sebab orang yang sudah meninggal sudah terputus amalnya, dan sudah tidak
memiliki manfaat dan madharat pada dirinya sendiri.
Dalil-dalil yang melarang do'a dan
istighostah kepada selain Allah,
فمن
كان يرجوا لقا ء ربه قليعمل عملا صلحا ولا يشرك بعبا د ة ربه أ حدا
Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan
dengan Robbnya maka hendaklah dia mengerjakan amalan yang sholeh dan janganlah
memperskutukannya dengan sesuatu apapun.
Dan janganlah kamu menyembah
apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu
selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, Maka Sesungguhnya
kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim".
( yunus : 106 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar