'Aqidah Salafus Saleh dalam prinsip keimanan terangkum dalam iman dan pembenaran terhadap rukun iman yang enam sebagaimana yang disabdakan Nabi dalam Hadist Jibril yang beliau ditanya tentang rukun iman yang enam, jika salah satu keimanan ini tidak ada maka keimanan seseorang belum sempurna dan belum menjadi mu'min sama sekali sampai ia menyempurnakan enam sendi keimanan tadi. Mengimaninya pun harus sesuai dengan apa yang ditunjukkan oleh Al-Qur'an dan As-sunnah
Rukun pertama:
Iman kepada Alloh Swt.
Iman kepada Alloh Swt ialah membenarkan secara pasti tentang keberadaan Alloh Ta'ala semua kesempurnaan dan keagungan yang dimilikinya, hanya dialah yang berhak diibadahi, konsekuen dengan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Iman kepada wujud Alloh Ta'ala telah terbukti baik secara fitrah, akal, syariat maupun indra. Termasuk beriman kepada Alloh Ta'ala yaitu menetapkan tiga macam tauhid, meyakininya, dan mengamalkannya:
1. Tauhid Rububiyah.
Maknanya adalah keyakinan yang pasti bahwa hanya Alloh semata Rabb dan pemilik segala sesuatu tidak ada sekutu baginya, Dialah yang menciptakan segala sesuatu, mengatur dan yang menjalankannya, ringkasnya Tauhid Rububiyah adalah meng-Esakan Alloh Swt dalam segala perbuatannya
Alloh Swt berfirman dalam surat AL-A'raaf ayat 54 yang artinya: Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Alloh, Maha Suci Alloh Rabb alam semesta.
2. Tauhid Uluhiyah
Yaitu mengesakan Alloh Swt melalui perbuatan para hamba, dinamakan juga Tauhid ubudiyah. Makananya bahwa hanya Alloh lah yang paling berhak untuk disembah, segala yang diibadahi silainnya adalah bathil.
Alloh Swt berfirman dalam surat Al-Fatihah ayat 5 yang berbunyi: Hanya kepada engkaulah kami beribadah dan hanya kepada engkaulah kami memohon pertolongan.
Tauhid Uluhiyah adalah tema da'wah para Rosul dan merupakan awal dan akhir agama, bathin dan lahirnya.dan pengingkaran terhadapnya merupakan penyebab berbagai melapetaka yang menimpa ummat terdahulu.
Tauhid Uluhiyah tidak akan terlealisir kecuali bila ada dua perinsip;
Pertama: Semua bentuk ibadah ditujukan kepada Alloh dan bukan pada selainnya maka tidak boleh diibadahi kecuali Alloh Swt. Sedangkan ibadah adalah segala sesuatu yang mencakup perkataan hati dan lisan atau juga berupa perbuatan hati dan anggota tubuh yang disukai dan diridhoi oleh Alloh Swt.
Kedua: Ibadah harus sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Alloh dan Rosulnya yaitu:
Þ Mentauhidkan Alloh ta'ala dalam ibadah, ini adalah realisasi dari syahadat LA ILAHA ILLALLOH.
Þ Mutaba'ah yaitu mengikuti dan mentaati apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Rosul Saw, ini adalah realisasi dari syahadat: MUHAMMADUR ROSULULLOH.
3. Tauhid asma' wa sifat:
Yaitu keyakinan dengan pasti bahwa Allah mempunyai nama-nama yang agung dan sifat-sifat yang mulia dan sempurna suci dari segala kekurangan. Ahlus Sunnah mengetahui Robb mereka dengan sifat-sifatnya yang terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Mereka menyifati Allah Ta'ala dengan apa yang dia aifati untuk dirinya sendiri dan dengan apa-apa yang Nabi Muhammad sifatkan untuk Allah Ta'ala karna beliaulah yang paling tau tentang Allah Ta'ala dan beliau tidak berbicara kecuali dengan wahyu.
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah mengimani bahwa Allah Swt bersemayam di atas 'Arsy berada diatas langit yang ke-tujuh, terpisah dari mahluknya namun mengetahui segala sesuatu. Mereka juga mengimani bahwa Al-Kursi dan Al-Alrsy itu benar adanya tidak seorang pun yang mengetahui kadar besar keduanya kecuali Allah Azza Wa Jalla. Al-Kursi di bandingkan dengan Al-Arsy bagaikan gelang yang terletak di padang pasir, luasnya seluas langit dan bumi.