Tak ada kata terlambat tuk menjadi yang lebih baek.. Diberdayakan oleh Blogger.
???? ? ???? ? ????? ???????

Translate

Rabu, 30 Mei 2012

Menjadi Remaja yang Ideal !


Menjadi Remaja Yang Ideal !
Idola biasanya dinilai sebagai suatu yang ideal dan pantas diteladani. Seandainya cewek idolanya Britney Spears, maka ia akan belajar menjadi seorang Britney sebab hanya dialah yang dianggap sebagai manusia yang mempunyai pribadi dan sosok ideal. Wah gawat nih!
Ada sejumlah syarat yang harus dimiliki oleh seorang remaja agar mampu menjadi remaja ideal. Pertama, remaja menjadikan Islam sebagai Nizhamul Hayah (peraturan hidup). Seluruh aspek hidupnya disesuaikan dengan peraturan yang telah digariskan oleh Islam.
Kedua, mempunyai Tsaqafah (pengetahuan) Islam yang kuat dari aqidah, fiqh, sampai tafsir Al-Qur’an. Hal ini merupakan sarana begi remaja dalam merealisasikan point pertama yang telah disebutkan di atas. Tanpa adanya tsaqafah ibarat membedaki muka didalam cermin. Hasilnya . . .  yaa muka aslinya tetap buram. Artinya Islam hanya dikenal sebagai simbol tapi tak pernah menyentuh Islam secara hakiki. Contohnya remaja putri merasa wajar  bila menampakkan pakaian yang tidak menutup auratnya.didepan orang lain yang jelas-jelas bukan mahromnya. Bisa jadi karena mengikuti mayoritas remaja putri yang memang tidak menutup aurat. Tetapi ingat!! Ini merupakan mayoritas yang diharamkan Allah.

Ketiga, yang mesti dimiliki remaja ideal adalah kemampuan dia dalam bidang sains dan tekhnologi. Hal ini merupakan perwujudan remaja agar mampu berkiprah di bidang perkembangan sains dan tekhnologi (IPTEK). Dulu, tidak sedikit pelajar muslim yang mampu berkarya dalam even-even saintek macam LPIR yang memacu pelajar mauslim untuk terus berkembang. Namun, sekarang mayoritas muslim lebih senang beralih ke hal-hal yang cenderung kurang berhubungan dengan perkembangan dirinya. Sebut saja lomba nyanyi, lomba dansa, pemilihan gadis favorit, cover girl, cover boy dan sebagainya. Lagi-lagi ini adalah mayoritas yang bobrok. Beberapa waktu yang lalu di beberapa SMU di Jakarta diadakan lomba pemilihan siswi favorit. Mudah ditebak. Acara yang beginian yang dijadikan standar pemenangnya adalah mereka-mereka yang berbodi gayeng, atau menurut istilah joroknya bahenol. Bahkan tidak sedikit diadakan lomba pemilihan ratu kecantikkan daerah macam None Jakarta, Galuh Banjar, Jebbing Madura yang mirip-mirip dengan pemilihan ratu sejagat (Miss Universe) yang kriterianya tak jauh seperti dia atas. Buruknya, acara seperti ini justru didukung alias dibiayai oleh Pemda setempat dengan alasan pemenang nantinya akan dikirim ke tingakat nasional yang diharapkan dapat membawa nama baik dereah.
Yap, itulah tiga syarat minimal yang harus dimiliki oleh seorang remaja ideal. Tanpa ketiga modal dasar ini, sangat sulit untuk mewujudkan remaja tangguh yang pantas dibanggakan.
Remaja muslim yang memiliki sejumlah potensi ini amat sayang bila dibiarkan begitu saja. Sebenarnya tidak sedikit dari kita-kita yang mempunyai pola pikir kritis atau cepat tanggap terhadap segala sesuatu. Namun lagi-lagi sayang, potensi ini tidak dikembangkan. Malah justru larut dalam idola-idola-an yang sebenarnya tidak layak untuk dilakukan. Sunggguh amat sayaaaaaang . . .sekali bila remaja yang kelak menjadi harapan ummat malah memiliki idealisme yang bertolak remaja dengan idealisme seorang remaja muslim yaitu Islam.
Kalau sudah begini,remaja ideal hanya sebuah mimpi.
Idealisme:Perlukah?
Barangkali ada sejumlah dari kita yang beranggapan buat apa sok bersikap idealis? Yang penting sekolah lancar, bisa main pokoknya hepi. Ada juga yang mengidentikkaan idealismenya pada berbagai hal yang sesuai kepentingannya saja. Terlepas dari hukum syara’ entah itu halal dan haram. Lalu perlukah idealisme? Jelas HARUS!! Bayangkan tanpa idealisme, bagaimana hidup manusia tanpa ada perasaan ingin berkembang dan terus maju. Dengan kata lain manusia hanya membiarkan hidup datar-datar saja tanpa ada perubahan dalam dirinya. Kalau mungkin ada perubahan pun justru ke arah kemunduran bukan kearah yang lebih baik. Tak ada keinginan maju ataupun ingin lebih baik. Tak ada orang yang mau melakukan da’wah menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.Begitu pula dengan pelajar. Buat apa kita sekolah tinggi-tinggi. Mau apa setelah lulus? Mau berkeluarga atau tidak? Mau diarahkan kemana anak-anak kita nanti?. Coba bayangkan pertanyaan sebanyak itu mau kita jawab dengan apa, bila kita tak mempunyai rasa idealis. Tentu sia-sia dan tak berarti apa-apa. Apalagi kalo’ dipake sebagai ajang ngerumpi. Pernahkah kita berpikir seperti itu? Atau kita malah menganut falsafah Joger Bali; muda foya-foya, tua kaya raya;mati masuk surga. Mana ada kehidupan macam itu?
Adapun idealisme yang dimaksud disini adalah idealisme yang shahih,  yaitu iltizam bil Islam ( berpegang teguh pada Islam). Faktanya, Bilal bin Robbah seorang budak yang rela dipanggang diatas matahari hanya karena memperjuangkan imannya. Betapa kuat idealismenya. Untuk melahirkan rasa idealisme ini tentulah kita harus melahirkannya, karena ia ada tidak secara otomatis. Bagaimana kondisi keIslamanmu? Sudah hapal berapa surah Al-Qur’an? Bagaimana pula kondisi keIslaman teman-temanmu? Banyak sekali hal yang semestinya dipikirkan secara kritis. Terutama membangkitkan ghirah (semangat) keIslaman.
Rasanya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersikap idealis. Idealisme yang benar yang mendapat ridho Allah. Tidak hanya untuk kita tetapi juga untuk di da’wahkan ke seluruh dunia. Dengan lantang kita berucap Isyhadu bi anna muslimin saksikanlah kami kaum muslim!! Dan yakin kita lebih mulia dari orang selain kita terutama orang-orang diluar Islam. Sudahkah kita memiliki Idealisme itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar