Tak ada kata terlambat tuk menjadi yang lebih baek.. Diberdayakan oleh Blogger.
???? ? ???? ? ????? ???????

Translate

Senin, 22 Oktober 2012

Kisah Ikrimah Bin Abu Jahal (Sahabat Rasululloh SAW)


Abu Ishaw As-Ayabi’i meriwayatkan, ketika Rasulullah SAW berhasil menaklukkan kota Makkah, maka Ikrimah berkata: Aku tidak akan tinggal di tempat ini!” Setelah berkata demikian, dia pun pergi berlayar dan memerintahkan supaya isterinya membantunya. Akan tetapi isterinya berkata: “Hendak kemana kamu wahai pemimpin pemuda Quraisy?” Apakah kamu akan pergi kesuatu tempat yang tidak kamu ketahui?” Ikrimah pun melangkahkan kakinya tanpa sedikitpun memperhatikan perkataan isterinya.
Ketika Rasulullah SAW bersama para sahabat lainnya telah berhasil menaklukkan kota Makkah, maka kepada Rasulullah isteri Ikrimah berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya Ikrimah telah melarikan diri ke negeri Yaman karena ia takut kalau kamu akan membunuhnya. Justru itu aku memohon kepadamu supaya engkau berkenan menjamin keselamatannya.”
Rasulullah SAW menjawab: “Dia akan berada dalam keadaan aman!” Mendengar jawaban itu, maka isteri Ikrimah memohon diri dan pergi untuk mencari suaminya. Akhirnya dia berhasil menemukannya di tepi pantai yang berada di Tihamah. Ketika Ikrimah menaiki kapal, maka orang yang mengemudikan kapal tersebut berkata kepadanya: “Wahai Ikrimah, ikhlaskanlah saja!”
Ikrimah bertanya: “Apakah yang harus aku ikhlaskan?” “Ikhlaskanlah bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan akuilah bahwa Muhammad adalah utusan Allah!” Kata pengemudi kapal itu. Ikrimah menjawab: “Tidak, jesteru aku melarikan diri adalah karena ucapan itu.”
Selepas itu datanglah isterinya dan berkata: “Wahai Ikrimah putera bapa saudaraku, aku datang menemuimu membawa pesan dari orang yang paling utama, dari manusia yang paling mulia dan manusia yang paling baik. Aku memohon supaya engkau jangan menghancurkan dirimu sendiri. Aku telah memohonkan jaminan keselamatan untukmu kepada Rasulullah SAW.”

Minggu, 21 Oktober 2012

Berobat dengan Telur ?



Ustadz bagaimana hukumnya orang yang mendatangi pengobatan pijat ( pengobatan )yang notabene menggunakan media semacam telor dan lain sebaginya ?
Umahat Kemranjen
Al-hamdulillah washolatu wasalamu ‘ala rosulillah wa ‘ala ‘alihi wa ashabihi ajma’ien.
Berobat ketika sakit merupakan perkara yang diperbolehkan syari’at dalilnya adalah hadits Rosul sholallohu ‘alaihi wasalam :
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ , فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ , بِإِذْنِ اللهِ "
“ Tiap penyakit ada obatnya apabila obat tepat dengan penyakitnya maka akan sembuh atas izin Alloh “ ( HR. Bukhori shohih juz 2 hal 196 )
Namun tidak semua pegobatan dibenarkan oleh syari’at, diantara pengobatan yang dilarang adalah mendatangi dukun dan paranormal, hal ini sebagaimana disampaikan oleh Nabi sholallohu ‘alaihi wasalam :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَالْحَسَنِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَنْ أَتَى كَاهِنًا، أَوْ عَرَّافًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ "
“ Barangsiapa mendatangi dukun dan paranormal kemudian membenarkan apa yang ia katakana maka sungguh ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan atas Muhammad sholallohu ‘alaihi wasalam ” ( HR. Ahmad, musnad juz 15 hal. 331)
Mendatangi dukun dan paranormal baik untuk berobat maupun bertanya tentang suatu ramalan maka hukumnya adalah kufur maka selayaknya seorang muslim untuk tidak mendatangi mereka apapun kondisinya

KESAKSIAN ANAK ADAM KEPADA ALLOH



“ dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", ( Qs. Al-A’rof 172 )
Ingatkah kita bahwa dahulu kala kita telah memberikan kesaksian kepada Alloh bahwa Alloh adalah pencipta kita sehingga kita tidak akan menyekutukan Alloh dengan yang lainya ?, jika kita tak lagi ingat maka ayat ini Alloh sampaikan kepada kita akan kesaksian tersebut supaya kita kembali tersadar dari kealpaan kita dan supaya kita tidak merugi dikemudian hari.
WAKTU ITU KITA MASIH BERUPA RUH
Meskipun para ulama’ berbeda pendapat dalam menafsirkan kapan pengambilan sumpah itu terjadi, namun semuanya berkesimpulan bahwa kejadian itu terjadi sewaktu diri kita masih berwujud ruh, ruh kita diambil kesaksian oleh Alloh Ta’ala disumpah bahwa kita tidak akan menyekutukan Alloh, dan kita pun telah menyatakan sumpah kita kepada Alloh, sumpah kita ini dipegang dan dijaga oleh Alloh Ta’ala sampai kita membuka mata untuk pertama kalinya setelah ibu kita berjuang untuk melahirkan kita, kemudian lingkungan sekitar kitalah yang sering mengundang kita untuk melalaikan sumpah kita tersebut, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh rosululloh sholallohu ‘alaihi wasalam dalah sabdanya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“ setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitroh ( bertauhid ), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia yahudi atau nasrani atau majusi “ ( HR. Ahmad musnad juz 12 hal 104 )

TANGGUNG JAWAB MENJAGA FITROH ANAK



Orang tua mempunyai kewajiban yang berat dalam menjaga fitroh anak-anak mereka supaya tidak menyimpang dari tauhid, rosululloh menyampaikan :
“ setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitroh ( bertauhid ), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia yahudi atau nasrani atau majusi “
Sungguh kita akan dimintai pertanggung jawaban atas pendidikan yang kita berikan kepada anak-anak kita, jadi apakah anak kita tergantung dari pendidikan awal yang kita berikan kepada mereka, maka semstinyalah kita berusaha untuk menjaga fitroh anak kita supaya tidak menyimpang, berikut beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam rangka menjaga fitroh anak kita :
1.     Kenalkan anak anda dengan tauhid sedari kecil

Mengenalkan anak akan tauhid harus dilakukan semenjak anak kita masih kecil, terlebih pada masa keemasan berfikir yaitu usia dua sampai lima tahun dimana anak seusia itu mengalami keaktifan berfikir dan mempunyai keingin tahuan yang sangat tinggi. Bekal pengetahuan yang benar dari orang tua terhadap agama menjadi kunci utama, maka bagi ortu yang memiliki anak atau dalam rangka menyiapkan punya anak harus membekali diri dengan pengetahuan agama yang benar supaya tidak sesat dan menyesatkan, salah satu contoh realistis kesalahan orang tua dalam menjelaskan tentang Alloh adalah jawaban bahwa Alloh ada di mana-mana, tentu penjelasan ini akan membawa kepada imajinasi anak bahwa Alloh itu banyak.
 2.      Ajaklah bertadabur
Acara santai bisa dimanfaatkan untuk mengajak anak berfikir dan merenungkan kebesaran Alloh Ta’ala, hal yang satu ini sangat jarang dilakukan oleh orang tua padahal bentangan jagat raya yang begitu luas dengan pernik-perniknya telah

TETAP IBADAH MESKI SAKIT


Sakit merupakan musibah yang apabila kita sabar dalam menerima maka akan menjadi kafaroh ( penebus ) dosa-dosa kita,hal ini sebagaimana yang telah Rosululloh sampaikan
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا , أَنَّهَا سَمِعَتْ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ حَتَّى الشَّوْكَةُ تُصِيبُهُ , إِلَّا كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً , أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً "
“Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya.” (HR. Bukhari)”[1]
Sehingga segala penyakit yang menimpa kita maka Alloh akan menjadikanya sebagai penebus dosa-dosa kita jika kita bersabar, dan bentuk kesabaran yang paling tinggi adalah sabar pada kali pertama kita mendapatkan ujian dan musibah, hal ini sebagaimana sabda nabi :
إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى

“ Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah. “ (HR. Bukhari)[2]
Diantara bentuk kesabaran adalah tidak banyak mengeluh dan tetap istiqomah dalam kepatuhan kepada Alloh, Alloh maha bijaksana sehingga ketika kita dalam keadaan sakit kita diberikan rukhsoh ( keringanan ) dalam beribadah, nah dalam edisi ini kita akan mengkaji bersama beberapa keringanan ( rukhsoh )bagi orang yang sakit :
  • 1.      Diperbolehkan tayamum
Tayamum diperbolehkan bagi orang yang sakit dan tidak boleh terkena air atau apa bila terkena air akan bertambah parah sakitnya atau mengundur proses penyembuhan, tayamum ini dilakukan tidak hanya sebagai pengganti wudhu tapi juga sebagai pengganti dari pada mandi besar, tata cara tayamum adalah dengan menempelkan ked