TA’ARUF PONPES ISLAM TERPADU AL-ITTIHAD KEBARONGAN
SEJARAH PERKEMBANGAN
Segala puji milik Alloh Robb semesta alam. Sholawat dan salam keatas
Nabi kita Muhammad sholallohu alaihi wasalam.
Pondok Pesantren Islam Terpadu Al-Ittihad, berdiri di bawah Yayasan
Al-Ittihad awalnya hanyalah pondok kalong dalam artian hanya menampung
anak-anak yang bersekolah di Madrasah Wathoniyah Islamiyah saja, namun seiring
dengan tuntutan kelembagaan maka pesantren ini resmi berubah menjadi pesantren
murni pada tahun pelajaran 2008-2009 M dengan nama Darul Aitam.
Pada hari sabtu 16 Juli 2011, berdasarkan rapat pengasuh dan Yayasan
yang dihadiri oleh ketua dewan Pembina, memutuskan bahwa nama Pondok Pesantren
Darul-Aitam di ubah menjadi Pondok Pesantren Islam Al-Ittihad dan pada awal
pelajaran 2014-2015 M, ditambahkanlah kata Terpadu sehingga menjadi Pondok
Pesantren Islam Terpadu Al-Ittihad.
Pondok Pesantren Islam Terpadu ( PPIT ) Al-Ittihad terbentuk dilatar
belakangi kerja sama yang telah terjalin antara lembaga pesantren dengan
lembaga Muhammadiyah setingkat menengah pertama ( SMP ) dan menengah keatas (
SMA ). Kerjasama tersebut menyepakati bahwa santri pesantren bisa mengikuti tes
di lembaga SMP dan SMA Muhammadiyah tanpa harus bersekolah secara regular ke
sekolah Muhammadiyah dengan konskwensi santri yang mengikuti tes di lembaga
Muhammadiyah tersebut juga tertera sebagai murid Muhammadiyah.
PROGRAM TAHUN PELAJARAN 2015-2016 M
BERBASIS IT
Berdasarkan renstra yang telah dibuat dan
ditetapkan oleh lembaga maka pada tahun pendidikan 2015-2016 M mendatang
ditandai dengan peningkatan kerapian administrasi dan kinerja. Dalam hal pengambangan
KBM pesantren akan memulai system pendidikan berbasis IT ( tehnologi dan
Informasi ). Dunia tehnologi yang terus berlari memaksa kita semua untuk melek
supaya tidak tertinggal, demikian pula hal itu yang disadari oleh lembaga
pesantren, dekat atau lambat proses pendidikan pasti akan beralih kepada basis
tehnologi. Dengan tehnologi informasi juga semakin cepat sehingga hal tersebut
sangat memudahkan para santri dan asatidz untuk mengakses dan mengembangkan
ilmu seluas-luasnya. Kalau sebelumnya dalam proses KBM menggunakan buku manual
maka nanti KBM akan menggunakan multimedia dan tablet sebagai pegangan para
santri dan asatidz pengganti dari pada buku manual.
Tehnologi diharapkan juga mampu membantu
kinerja para santri dan asatidz untuk melaksanakan system evaluasi amal yang
meliputi, control sholat, control kedisiplinan sekolah, control belajar malam
sampai control berinfak dan bersedekah. Hal ini dengan cara dibuatnya system
digital yang on line sehingga masing-masing civitas akademika di pesantren
mudah dievaluasi amal keseharianya dalam rangka saling menasihati dalam
kebaikan dan saling menasehati dalam kesabaran.
PENYALAH GUNAAN TEHNOLOGI
Tehnologi memamng ibarat pedang bermata
dua, kalau salah penggunaanya maka akan membianasakan penggunanya. Di pesantren
itulah factor yang paling dikhawatirkan, yaitu terjadinya penyalah gunaan alat
untuk bermaksiyat, mengingat peluan untuk menjelajah dunia maya terbuka luas.
Untuk mengantisipasi terjadinya penyalah
gunaan sarana IT maka pihak manajemen akan memasang program deteksi riwayat
penggunaan alat disetiap sarana IT yang ada baik milik lembaga maupun milik
pribadi santri. Dengan program tersebut diharapkan dapat menjadi pagar bagi
santri untuk tidak keluar dari penggunaan alat yang semestinya. Bahkan ketika
santri tidak berada di area pesantren pun riwayat akses yang dilakukan oleh
para santri diharapakan akan dapat diketahui oleh manajemen IT pesantren.
Untuk itu pihak manajemen IT tidak
mengijinkan santri untuk membeli tablet di luar, tetapi tablet tersebut harus
dibeli di pesantren karena seluruh alat yang akan digunakan oleh santri akan
dipastikan steril dari hal-hal yang tidak mendukung program pendidikan. Dengan
program IT diharapkan mendatang lembaga pesantren dapat melahirkan kader-kader
manusia seutuhya terkhusus dapat menjadi manusia yang selalu peka terhapad
perubahan zaman, bahkan diharapkan para santri kelak mampu mengendalikan
perubahan. Amien.
PROGRAM MA’HAD
TAHFIDZ, MENGHAFAL BUKAN UNTUK DILUPAKAN
Salah satu program unggulan di Ponpes Islam
Terpadu Al-Ittihad adalah tahfidzul-Qur’an ( menghafal Al-Qur’an ). Jika
lembaga Islam yang lain berlomba-lomba untuk memperbanyak hafalan tetapi kurang
memperhatikan kedhobitan dan kebenaran makhrojnya maka di pesantren terpadu
Al-Ittihad mencoba menyajikan program menghafal Al-Qur’an dan juga berusaha
untuk mempertahankan. “ lebih baik hafal sedikit tapi bener-bener hafal dan
makhrojnya baik dari pada program banyak menghafal tapi kemudian lupa “
begitulah kurang lebih komentar yang disampaikan oleh salah satu wali santri
yang menjadi penyemangat bagi bagian suksesi tahfidz untuk menyempurnakan
programnya.
Al-hamdulillah program menghafal bukan
untuk dilupakan ini telah berjalan dan mulai menampakan hasil yang cukup baik,
Fajar Abdul-Majid misalnya, santri kelas 2 SMP asal Sragen ini telah
menyelesaikan proyek menghafal 5 juz dan tinggal mendhobitkanya ( menguatkan
hafalanya ). Demikian juga Rijal, santri kelas kelas 3 SMP asal Wangon Banyumas
juga telah menyelesaikan program menghafal 8 juz dan tinggal mendhobitkan.
Menyusul kelas yang paling kecil yaitu Umar santri kelas 1 SMP asal Adipala
Cilacap mengejar dengan menyelesaikan program menghafal 2 juz dan sedang
mendhobitkan hafalanya.
TASHIH SYARAT BOLEH SETOR
Dalam rangka menjaga kualitas bacaan (
makhroj huruf dan tajwid ) maka para santri tidak diperkenankan menyetorkan
hafalan sebelum mendapat rekomendasi dari guru tahsin. Rekomendasi tersebut
merupakan rekomendasi kebenaran bacaan ditinjau dari makhroj dan tajwidnya.
Jumaidi santri kelas 1 SMP asal Palembang,
mengaku awalnya cukup berat mengikuti program tahfidz, hal itu dikarenakan ia
belum mempunyai bekal membaca Al-Qur’an yang benar sebelumnya, sehingga ia
harus mengikuti serangkaian program tahsin dalam rangka pembenaran bacaan
terlebih dahulu sebelum mengikuti program menghafal, hasilnya Al-Hamdulillah
setelah bersusah payah ia mengalami kemajuan bacaan yang signifikan dan mulai
bisa mengejar ketinggalan hafalan yang memang harus ia selesaikan setidaknya 2
juz dalam tahun ini. “ Dengan benarnya bacaan maka akan membuka pintu
kemudahan dalam menghafal karena ada unsure keridoan dan pertolongan Alloh di
sana “ ungkap Ustadz Wahyu sebagai guru pembimbing Tahsin.
UJIAN HARUS BENAR-BENAR HAFAL
Diantara metode untuk menjamin kedhobitan
adalah system ujian yang ketat. Ujian tahfidz di PP IT Al-Ittihad tergolong
cukup ketat karena pihak penguji tidak diperkenankan untuk membantu santri
dengan pancingan-pancingan. Tugas penguji hanya menyimak, jika santri tidak
mampu lagi untuk melanjutkan setoranya maka santri tersebut harus mundur, guru
penguji tidak boleh memancing dengan menyebutkan awal ayatnya atau menyebutkan
terjemahanya.
Memang kalau dilihat sekilas program ujian
tersebut terasa berat, tetapi ternyata bagi santri justru menjadi tantangan
yang mengasikan, pasalnya dalam setiap penyelesaian satu lembar maka ada tikror
( mengulang hafalan ) sampai ketika sudah dapat satu juz maka mereka mengulangi
setor satu juz, sehingga ketika tes mereka sebenarnya sudah cukup siap untuk
menghadapinya. Program ini terbukti efektif karena dapat memacu santri untuk
selalu dekat dengan Al-Qur’an, melantunkanya dalam setiap kesenggangan sehingga
hati menjadi tentram karenanya.
Isma’il Majid santri kelas 2 SMP asal
Binangun Cilacap tadinya kesulitan untuk menghafal, bahkan di kelas 1 SMP ia
harus menerima kenyataan tinggal kelas karena tidak dapat menyelesaikan setoran
tahfidz, tetapi setelah program tersebut dijalankan ternyata dia dapat
menyelesaikan program tahfidz bahkan merampungkan setoran sekali duduk,
Al-hamdulillah.
TAJUK
KENAPA HARUS IT
Dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan maka pada tahun pelajaran 2015-2016 M PPIT Al-Ittihad akan
menerapkan program pendidikan berbasis IT ( Tehnologi & Informasi ). Ada
banyak factor yang melatar belakangi kenapa harus berbasis IT. Selama ini
justru program IT itulah yang banyak dihindari oleh pesantren-pesantren yang
ada, karena efek yang dirasa kurang baik bagi santri. Banyak santri yang
terlibat pelanggaran aturan di pesantren melalui sarana IT, sebut saja misalnya
pacaran melalui face book, twiter dan sosmed lainya. Sehingga hal itu menjadi
persoalan yang hari ini masih dijaga oleh sebagian lembaga pesantren dengan
cara menutup akses IT terhadap santri.
SEBUAH KENISCAYAAN
Cepat atau lambat IT akan menjadi sesuatu
yang tidak bisa pisah dari kehidupan manusia. Keberadaanya terbukti sangat
efektif dalam menyihir manusia. Dari situlah setan menebar api fitnah yang
begitu mudah masuk ke rumah-rumah kaum muslimin, mengisi dan mengendalikan pola
fikir dan tingkah laku manusia. Di sisi lain karena akses yang begitu mudah
tersebut juga merupakan peluang bagi kaum muslimin untuk menyebarkan dakwah
Islamiyah dan pemahaman yang benar. Memang akhirnya dunia maya akan menjadi
ajang perhelatan antara al-haq dan al-batil. Maka dari itu tinggal bagaimana
kita mensikapinya, yang jelas IT di masa mendatang akan menjadi sebuah
keniscayaan yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, bahkan tidak
berlebihan kalau kita sebut IT sebagai salah satu organ baru manusia.
DA’I MESKI BERDAKWAH DI MANA SAJA
Tugas pokok seorang da’I adalah
menyampaikan dakwah kepada umat. Islam merupakan agama rohmatan lil alamin,
artinya seluruh alam semesta tersentuh dan akan teratur oleh Islam. Seorang
da’I berkewajiban untuk menyampaikan dakwah seluas-luasnya dan mesti harus
menggunakan fasilitas semudah-mudahnya. It terbukti sangat cepat sekali
menyampaikan informasi maka seorang da’I tidak boleh lepas dari kesempatan
tersebut.
Ibarat berperang, IT merupakan ajang
peperangan baru antara al-haq dengan al-batil. Dalam dunia peperangan,
menguasai medan merupakan sebuah keniscayaan, siapa yang lebih dominan
menguasai medan maka bisa di pastikan ia yang akan keluar sebagai pemenang
biidznillah. Hari ini orang-orang kafir sangat agresif dalam mengembangkan
tehnologi, denganya mereka dapat leluasa mengendalikan opini bahkan lapangan
pertempuran secara riil. Melalui IT mereka menyebarkan syubhat ( kesamaran )
akidah di tengah-tengah kaum muslimin, acara mereka menjadi laris manis dan
mayoritas penikmatnya adalah kaum muslimin hal itu disebabkan setiap opini yang
dibangun selalu disertai hiasan syahwat, bahkan tidak jarng yang memeng dengan
terang-terangan menawarkan syahwat. Ala kuli hal, syetan telah mengambil
kendali di dunia IT untuk menghancurkan moral kaum muslimin pada khususnya dan
manusia pada umumnya. Maka tidak selayaknya para du’at berpangku tangan dan
hanya dapat melihat korban-korban moral dan spiritual yang satu persatu
bergelimpangan di depan mata.
IMUNISASI
Program IT di lembaga PPIT Al-Ittihad
selain memberikan banyak bekal ilmu dalam mengarungi kehidupan pribadi,
keluarga terlebih dalam blantika dakwah, juga sebagai program imunity. Jika
anak dikungkung keinginanya untuk mengetahui IT maka bukanya mereka patuh
tetapi justru akan semakin penasaran. Maka dari itu mereka harus dikenalkan dan
dibimbing, diarahkan dan dilandasi dengan akidah yang kokoh tentang aspek
manfaat dan madhorot IT. Dengan begitu santri akan dapat memilih dan memilah
mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang bermanfaat dan mana yang merusak.
Program yang telah dibuat oleh PPIT
Al-Ittihad diharapkan akan mampu menyibukan para santri dengan hal-hal yang
positif ketika mereka harus berselancar di dunia maya. Bahkan sangat mungkin
bernilai ekonomi bagi para santri jika mereka trampil dalam mengoperasikan IT.
Selain program-program yang menyibukan, akan dibuat pula system control yang
memadai baik ketika online maupun offline. Santri akan selalu terawasi baik
secara manual maupun secara sistemik.