JELASNYA ARAH PENDIDIKAN ISLAM
Berjubelnya berita kejahatan di kalangan
pelajar memenuhi dunia informasi baik yang sifatnya cetak, elektronik dan
sosmed ( social media ), kejahatan tersebut pun beragam, dari berita tawuran,
narkoba sampai asusila, na’udzubillah min dzalik. Sebagaimana diberitakan oleh
sindonew.com bahwa sepanjang tahun 2014 Komisi Nasional Perlindungan Anak (
Komnas PA ) menerima 2.737 kasus pelanggaran hak anak atau 210 pengaduan setiap
bulanya.
“ tanpa adanya penangana yang serius dari
semua pihak dikhawatirkan fenomena ini akan terus memakan korban. Lama-lama
generasi penerus bangsa akan berguguran “ kata Arist ( ketua Komnas PA ) kepada
wartawan ( 30/12/2014 )
Begitulah pemandangan di negeri ini, Anak
SD sudah mulai mencoba nikmatnya asap tembakau, anak SMP mulai mencicipi pil
koplo, bahkan hari ini pil tersebut konon sudah diproduksi secara home
industry, pasarnya adalah anak-anak pelajar SMP. Pil tersebut merupakan oplosan
obat-obat kimia yang didapat dengan harga murah kemudian diramu kembali
kemudian dijual pernutir kisaran Rp. 2000 hingga Rp.5.000. di usia SMA yang
namanya pergaulan bebas telah menjadi trend yang digandrungi oleh para pelajar
tersebut, hamil diluar nikah mulai menjadi hal yang lumrah dikalangan
masyarakat. Sungguh negri ini telah berlari menuju kehancuran.
ILMU YANG WAJIB DIPELAJARI
Dalam Islam ada ilmu yang wajib dipelajari
oleh setiap individu, hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rosululloh
sholallohu alaihi wasalam :
طَلَبُ
العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu wajib atas
setiap muslim." HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Berkata al-Mazzy,
"Hadits hasan".
Bahkan dalam hadits tersebut Rosululloh
menyampaikan فَرِيْضَةٌ yang artinya adalah wajib sekali. Ilmu yang wajib
dipelajari oleh setiap muslim tersebut adalah ilmu yang berkaitan dengan benar
dan tidaknya aqidah dan ibadah seseorang. Maka wajib bagi setiap muslim untuk
belajar aqidah tauhid kepada Alloh, wajib hkumnya bagi setiap muslim
mempelajari hal-ihwal sholat, zakat, shoum dan ilmu-ilmu ibadah yang lain.
Aqidah merupakan motor penggerak hati, sedangkan hati merupakan pengendali diri
maka jika hati seseorang baik, baik pulalah seluruh amalnya, hal ini
sebagaimana sabda Nabi sholallohu alaihi wasalam :
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ
صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ
الْقَلْبُ
“ ketahuilah bahwa di dalam jasad manusia ada segumpal darah apa
bila ia baik maka baik pulalah seluruh jasadnya, dan apa bila rusak rusak
pulalah jasadnya, ketahuilah segumpal darah itu adalah hati “ ( shohih Bukhori
1/38 )
Aqidah
merupakan gizi hati, denganya hati menjadi tenang, ketenangan jiwa tersebut
akan memancar menjadi perilaku yang terpuji, meninggalkan segala bentuk
kemaksiatan dan kejahatan. Aqidah yang menancap dalam sanubari seseorang akan
menjadikan ia khusu’ dalam sholatnya, dengan terjaganya sholat yang khusyu’
maka ia telah memasang bentang diri dari berbuat keji dan mungkar, sebagaimana
firman Alloh Ta’ala :
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
“
sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar “ ( Qs. Al-Ankabut
45 )
Demikianlah
ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap individu muslim namun sayangnya ilmu
tersebut hanya mendapat jatah yang sangat sedikit di bangku sekolah, seandainya
ada jadwal lebih itupun kurang diperdalam.
TUJUAN
PENDIDIKAN DALAM ISLAM
Tidak
dipungkiri bahwa pendidikan di Indonesia ini mayoritas baru pada pendidikan
fisik, seandainya ada perhatian lebih pada pendidikan ruh, ternyata salah dalam
tujuanya, anak didik dihasung untuk menjadi materialis yang hanya mengejar
kemewahan dunia sehingga memancing kepada pemikiran menghalalkan segala cara,
yang penting syahwat terpenuhi, syahwat sendiri ada dua macam syahwat perut dan
bawah perut. Itulah yang masih menjadi focus pendidikan di Indonesia sehingga
yang lahir dari dunia pendidikan mayoritasnya adalah orang-orang yang kurang
memperhatikan aspek ruhiyah dan ukhrowiyah ( mengingat akhirat ).
Dalam
Islam pendidikan mempunyai visi yang sangat jelas yaitu menjadikan kaum
muslimin sebagai para ulama’ ( orang-orang yang berilmu ) siapa mereka para
ulama’ ?, para ulama’ dalam Islam adapal orang yang dengan ilmunya tersebut
menjadikan ia takut kepada Alloh Ta’ala. Hal ini sebagaimana disamapaikan oleh
Alloh dalam firman-Nya :
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara para hamba-Nya hanya para ulama (orang-orang
yang berilmu),” (QS. Fathir:28)
Barangkali ada yang bertanya, apakah setiap orang yang memperdalam agama
pasti jadi orang yang baik ?, maka jawabanya adalah, tidak setiap orang yang
belajar agama pasti jadi orang baik, tetapi setidaknya kita telah berusaha
menjadi baik dengan memperdalam ilmu agama. Hidayah itu milik Alloh dan sarana
diberikan kepada hamba-Nya adalah, ketika hamba tersebut mau mencoba untuk
memahami agama, hal ini sebagaimana sabda Nabi sholallohu alaihi wasalam :
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهُّ فِي الدِّينِ
” barangsiapa dikehendaki Alloh padanya kebaikan maka akan difahamkan
terhadap agama ” ( HR. Ahmad dalam musnad 5/11 )
Ada juga yang khawatir, nanti kalau sibuk memperdalam ilmu agama pasti
akan ketinggalan dunianya, jadi manusia yang kuper, tidak sukses dalam
hidupnya, menjadi orang miskin. Takdir masing-masing manusia telah Alloh tetapkan, kalau Alloh
menghendaki seseorang bisa saja diberi kekayaan dan bisa saja diberi
kemiskinan. Tetapi dengan memperdalam Al-Qur’an maka sebenarnya kita sedang
berlayar dilautan ilmu yang sangat luas dan dalam karena Al-Qur’an adalah
sumber dari segala sumber ilmu dan dengan mengkajinya kita akan selalu diberi
ilmu baru oleh Alloh Ta’ala sebagaimana firman-Naya :
عَلَّمَ الإنسان مَا لَمْ يَعْلَمْ
“
Alloh akan mengajari manusia apa yang belum ia ketahui “ ( Al-Alaq 5 )
Begitu
mulianya tujuan pendidikan dalam Islam maka sudah semestinya kaum muslimin
meluruskan niat ketika akan menyekolahkan anaknya karena Alloh akan membalasi
niat orang yang akan beramal, jika niatnya hanya untuk mencari dunia maka pasti
akan diberikan tetapi diakhirat nanti ia tidak akan mendapatkan apa-apa
sedangkan dunia sifatnya adalah menipu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar