Tak ada kata terlambat tuk menjadi yang lebih baek.. Diberdayakan oleh Blogger.
???? ? ???? ? ????? ???????

Translate

Rabu, 03 Juni 2015

pendidikan Islam



JELASNYA ARAH PENDIDIKAN ISLAM
Berjubelnya berita kejahatan di kalangan pelajar memenuhi dunia informasi baik yang sifatnya cetak, elektronik dan sosmed ( social media ), kejahatan tersebut pun beragam, dari berita tawuran, narkoba sampai asusila, na’udzubillah min dzalik. Sebagaimana diberitakan oleh sindonew.com bahwa sepanjang tahun 2014 Komisi Nasional Perlindungan Anak ( Komnas PA ) menerima 2.737 kasus pelanggaran hak anak atau 210 pengaduan setiap bulanya.
“ tanpa adanya penangana yang serius dari semua pihak dikhawatirkan fenomena ini akan terus memakan korban. Lama-lama generasi penerus bangsa akan berguguran “ kata Arist ( ketua Komnas PA ) kepada wartawan ( 30/12/2014 )
Begitulah pemandangan di negeri ini, Anak SD sudah mulai mencoba nikmatnya asap tembakau, anak SMP mulai mencicipi pil koplo, bahkan hari ini pil tersebut konon sudah diproduksi secara home industry, pasarnya adalah anak-anak pelajar SMP. Pil tersebut merupakan oplosan obat-obat kimia yang didapat dengan harga murah kemudian diramu kembali kemudian dijual pernutir kisaran Rp. 2000 hingga Rp.5.000. di usia SMA yang namanya pergaulan bebas telah menjadi trend yang digandrungi oleh para pelajar tersebut, hamil diluar nikah mulai menjadi hal yang lumrah dikalangan masyarakat. Sungguh negri ini telah berlari menuju kehancuran.

ILMU YANG WAJIB DIPELAJARI
Dalam Islam ada ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap individu, hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rosululloh sholallohu alaihi wasalam :
طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim." HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Berkata al-Mazzy, "Hadits hasan".
Bahkan dalam hadits tersebut Rosululloh menyampaikan فَرِيْضَةٌ yang artinya adalah wajib sekali. Ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim tersebut adalah ilmu yang berkaitan dengan benar dan tidaknya aqidah dan ibadah seseorang. Maka wajib bagi setiap muslim untuk belajar aqidah tauhid kepada Alloh, wajib hkumnya bagi setiap muslim mempelajari hal-ihwal sholat, zakat, shoum dan ilmu-ilmu ibadah yang lain. Aqidah merupakan motor penggerak hati, sedangkan hati merupakan pengendali diri maka jika hati seseorang baik, baik pulalah seluruh amalnya, hal ini sebagaimana sabda Nabi sholallohu alaihi wasalam :
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
“ ketahuilah bahwa di dalam jasad manusia ada segumpal darah apa bila ia baik maka baik pulalah seluruh jasadnya, dan apa bila rusak rusak pulalah jasadnya, ketahuilah segumpal darah itu adalah hati “ ( shohih Bukhori 1/38 )
Aqidah merupakan gizi hati, denganya hati menjadi tenang, ketenangan jiwa tersebut akan memancar menjadi perilaku yang terpuji, meninggalkan segala bentuk kemaksiatan dan kejahatan. Aqidah yang menancap dalam sanubari seseorang akan menjadikan ia khusu’ dalam sholatnya, dengan terjaganya sholat yang khusyu’ maka ia telah memasang bentang diri dari berbuat keji dan mungkar, sebagaimana firman Alloh Ta’ala :
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
“ sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar “ ( Qs. Al-Ankabut 45 )
Demikianlah ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap individu muslim namun sayangnya ilmu tersebut hanya mendapat jatah yang sangat sedikit di bangku sekolah, seandainya ada jadwal lebih itupun kurang diperdalam.


TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM
Tidak dipungkiri bahwa pendidikan di Indonesia ini mayoritas baru pada pendidikan fisik, seandainya ada perhatian lebih pada pendidikan ruh, ternyata salah dalam tujuanya, anak didik dihasung untuk menjadi materialis yang hanya mengejar kemewahan dunia sehingga memancing kepada pemikiran menghalalkan segala cara, yang penting syahwat terpenuhi, syahwat sendiri ada dua macam syahwat perut dan bawah perut. Itulah yang masih menjadi focus pendidikan di Indonesia sehingga yang lahir dari dunia pendidikan mayoritasnya adalah orang-orang yang kurang memperhatikan aspek ruhiyah dan ukhrowiyah ( mengingat akhirat ).
Dalam Islam pendidikan mempunyai visi yang sangat jelas yaitu menjadikan kaum muslimin sebagai para ulama’ ( orang-orang yang berilmu ) siapa mereka para ulama’ ?, para ulama’ dalam Islam adapal orang yang dengan ilmunya tersebut menjadikan ia takut kepada Alloh Ta’ala. Hal ini sebagaimana disamapaikan oleh Alloh dalam firman-Nya :
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ      
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara para hamba-Nya hanya para ulama (orang-orang yang berilmu),” (QS. Fathir:28)
Barangkali ada yang bertanya, apakah setiap orang yang memperdalam agama pasti jadi orang yang baik ?, maka jawabanya adalah, tidak setiap orang yang belajar agama pasti jadi orang baik, tetapi setidaknya kita telah berusaha menjadi baik dengan memperdalam ilmu agama. Hidayah itu milik Alloh dan sarana diberikan kepada hamba-Nya adalah, ketika hamba tersebut mau mencoba untuk memahami agama, hal ini sebagaimana sabda Nabi sholallohu alaihi wasalam :
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهُّ فِي الدِّينِ
” barangsiapa dikehendaki Alloh padanya kebaikan maka akan difahamkan terhadap agama ” ( HR. Ahmad dalam musnad 5/11 )
Ada juga yang khawatir, nanti kalau sibuk memperdalam ilmu agama pasti akan ketinggalan dunianya, jadi manusia yang kuper, tidak sukses dalam hidupnya, menjadi orang miskin. Takdir masing-masing manusia telah Alloh tetapkan, kalau Alloh menghendaki seseorang bisa saja diberi kekayaan dan bisa saja diberi kemiskinan. Tetapi dengan memperdalam Al-Qur’an maka sebenarnya kita sedang berlayar dilautan ilmu yang sangat luas dan dalam karena Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber ilmu dan dengan mengkajinya kita akan selalu diberi ilmu baru oleh Alloh Ta’ala sebagaimana firman-Naya :
عَلَّمَ الإنسان مَا لَمْ يَعْلَمْ
“ Alloh akan mengajari manusia apa yang belum ia ketahui “ ( Al-Alaq 5 )
Begitu mulianya tujuan pendidikan dalam Islam maka sudah semestinya kaum muslimin meluruskan niat ketika akan menyekolahkan anaknya karena Alloh akan membalasi niat orang yang akan beramal, jika niatnya hanya untuk mencari dunia maka pasti akan diberikan tetapi diakhirat nanti ia tidak akan mendapatkan apa-apa sedangkan dunia sifatnya adalah menipu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar