Tak ada kata terlambat tuk menjadi yang lebih baek.. Diberdayakan oleh Blogger.
???? ? ???? ? ????? ???????

Translate

Sabtu, 14 April 2012

TAWAKKAL

TAWAKKAL
                                                                
Telah kita ketahui bersama bahwasanya Allah Dzat yang mengatur segala sesuatu. Dialah Allah berkuasa atas segalanya. Dan tidak ada yang terlepas dari penguasaan-Nya, Sungguh semua hal berjalan atas perintah-Nya. Maka berangkat dari sinilah, hendaknya manusia menyerahkan segala urusan dan menggantungkannya hanya kepada Allah semata. Barangsiapa yang memggantungkan segala urusannya hanya kepada Allah semata, niscaya Alloh akan mencukupkannya. Sebagaimana firman-Nya dalam Qur’an surat Ath-Tholaq : 3 :
 Artinya: “Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya”.
Sungguh Allah akan mencukupkan keperluan kita semua jikalau kita selalu menggantungkan segala urusan hanya kepada Allah semata. Akan tetapi kebanyakan orang masih salah dalam menempatkan makna tawakkal ini. Maka dari itu perlulah bagi kita untuk mengetahui arti tawakkal itu sendiri, agar kita sebagai serorang muslim tidak salah dalam menempatkan arti tersebut : 
A.    Pengertian Tawakkal 
1.      Secara bahasa.
At Tawakkul merupakan masdar (asal kata) dari kata kerja Tawakkala-Yatawakkalu, yang mempunyai beberapa makna. Ketika disebutkan, “Tawakkala Ar Rojulu fil Amri” (seseorang bertawakkal dalam suatu urusan) berarti orang tersebut menampakkan kelemahan dan bersandar kepada orang lain.
Abu As Sa’adat berkata, “Dikatakan, tawakkala bil amri, jika ia menjamin untuk melaksanakan urusan tersebut. Wakkaltu amri ila fulan, jika aku menyandarkan urusanku kepadanya. Wakkala fulanun fulanan, jika ia memberikan kuasa kepada orang lain dalam mengurus urusannya karena percaya kemampuannya, atau ia tidak mampu melakukan urusannya sendiri.” 
2.      Secara istilah.
Adapun arti Tawakkal secara istilah adalah, penyandaran kepada Allah  dalam terwujudnya segala yang diharapkannya dan hilangnya yang benci dengan keyakinan kepada Allah serta mengerjakan sebab-sebab yang diperbolehkan. Jadi tidaklah dikatakan Tawakkal jikalau seorang hanya mengakatan “توكلت على الله” (saya bertawakkal kepada Allah) tanpa ada usaha dan amalan.
Contohnya : Seseorang sudah tidak memiliki uang, akan tetapi seseorang itu tidak mau untuk berusaha mencarinya hanya saja mengucapkan “توكلت على الله(saya bertawakkal kepada Allah).
 B.     Hakekat Tawakkal
Setelah diketahui makna tawakkal secara istilah, dapat dipahami bahwa tawakkal harus memenuhi dua hal yaitu : 
1.      Hendaknya penyandaran kepada Allah merupakan penyandaran yang jujur dan hakiki. 
2.      Mengerjakan sebab-sebab yang diperbolehkan syar’i.
Hendaklah antara tawakkal dan usaha seimbang, karena barangsiapa yang lebih besar penyandaran terhadap sebab, maka ini mengurangi kesempurnaan rasa tawakkalnya kepada Allah. Dan sebaliknya, barangsiapa yang lebih besar rasa tawakkalnya kepada Allah dan mengesampingkan usaha, maka ini merupakan kecacatan dalam hikmah Allah. Misalnya orang yang hendak memiliki anak hendaknya ia berusaha dengan menikah, bukan sebaliknya orang yang menginginkan anak, tapi ia tidak mau menikah.
 C.     Macam-Macam Tawakkal
Tawakkal ada dua macam : 
1.      Tawakkal dalam urusan-urusan yang tidak dapat melakukannya kecuali Allah. Misalnya bertawakkal kepada orang-orang yang sudah mati di dalam memohon pertolongan, rezeki dan lain sebagainya. Ini merupakan kesyirikan yang besar. Sebagian ulama menyebutkan bahwa tawakkal yang seperti ini merupakan bentuk tawakkal ketundukan atau tawakkal ibadah, yang tidak boleh ditujukan kecuali hanya kepada Allah. Barangsiapa yang memalingkannya untuk selain Allah, berarti ia telah berbuat kesyirikan dalam beribadah kepada-Nya. 
2.      Bersandar kepada sebab-sebab yang nyata. Dan ini dibagi menjadi dua macam :  
a.       Yang hukumnya halal (boleh), misalnya seseorang yang menyandarkan suatu masalah perdagangan kepada orang lain yang ia pandang mampu untuk menjalankannya. 
b.      Yang hukumnya haram, misalnya seseorang yang menyandarkan rizkinya kepada seorang pegawai atau pemerintah dan lain sebagainya. Dimana ia lebih membesarkan sebab-sebab dhohir daripada tawakkalnya kepada Allah. Para ulama menyebut hal ini sebagai syirik kecil.
 D.    Dalil-Dalil yang Memerintahkan Tawakkal Hanya kepada Allah.
Dalil-dalil yang memerintahkan tawakkal hanya kepada Allah cukup banyak, di antaranya :
Firman Allah QS. Al Maidah : 23
Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman".
Firman Allah QS. Al Anfal : 2
‘Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal”
Firman Allah QS. Al Anfal : 64
Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu”.
Firman Allah QS Ath Tholaq : 3
      “Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya”. 
E.     Fadhilah (Keutamaan) tawakkal kepada Allah.
Fadhilah (Keutamaan) tawakkal kepada Allah  adalah : 
1.      Tawakkal kepada Allah  menunjukkan kesempurnaan keimanan seseorang.
Firman Allah  QS. Al Maidah : 23 
            2.      Tawakkal merupakan salah satu ciri orang-orang yang beriman (QS. Al Anfal : 2-4).
3.      Allah  akan mencukupkan keperluan seseorang yang bertawakkal kepada Allah  (QS. Ath Tholaq : 3)
Dari Ibnu 'Abbas a, ia berkata,
"Kalimat  ((حسبنا الله و نعم الوكيل)) 'Cukuplah Allah  bagi kami dan Allah sebagai sebaik-baik pelindung', Nabi Ibrohim 'Alaihis Salam membacanya ketika dilemparkan ke dalam api dan Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam membacanya ketika kaumnya berkata kepadanya beliau, seperti yang dikisahkan oleh Al qur'an QS. Ali 'Imron : 173.
  "(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, "Sesungguhnya manusia[1] telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu. Karena itu takutlah kepada mereka". Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, 'Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung'." 
           4.      Tawakkal mempunyai kedudukan yang tinggi dalam keimanan.
Ibnul Qoyyim berkata, "Maka jelaslah bahwa tawakkal merupakan dasar bagi segala tingkatan iman dan ihsan, dan bagi segala amal dalam Islam. Kedudukannya dalam amal bagaikan kedudukan kepala bagi badan. Kepala tidak dapat berdiri kecuali di atas badan, begitu pula iman dan penerapannya tidak berdiri sendiri begitu saja tanpa adanya sikap tawakkal."
Sesungguhnya Allah  terkadang menyandingkan dalam al qur'an antara tawakkal dengan ibadah, tawakkal dengan iman, tawakkal dengan taqwa, tawakkal dengan Islam  dan lain sebagainya. Kesemuanya ini menunjukkan bahwasannya suatu bentuk ibadah menjadi kurang sempurna tanpa diiringi tawakkal kepada Alloh l.

REFERENSI
  1. Al Qur'an Al Karim.
  2. Shohih Al Bukhori, Shohih Muslim daan Kitab-Kitab Hadits Lainnya.
  3. Al Mu'jaam Al Washiith, Ibrohim Musthofa, Ahmad Hasan az Ziyad, Hamid Abdul Qodir dan Muhammad 'Ali An Najjar, Maktabah Al Islamiyyah Istambul Turki.
  4. Fath Al Majiid Syrh Kitaab At Tauhiid, Syikh Abdurrohman bin Hassan Alu Asy Syaikh, ditahqiq oleh Syaikh Muhammad Al Faqi, Muroja'ah Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdulloh bin Baz, Daar Al Fikr Th. 1412 H/1992 M.
  5. Al Qoul Al Mufiid 'Ala Kitaab At Tauhiid, Syaikh Muhammad Sholih Al 'Utsaimin, ditahqiq oleh Nabil Shollaj, Daar Al Iskandariyah cet. I Th. 1425 H/2004 M.
  6. At Ta'liiq Al Mukhtashor Al Mufiid, Syaikh Sholih Fauzan, cet. III Th. 1400 H.
  7. Fataawaa Al Lajnah Ad Daimah Lil Buhuuts Al 'Ilmiyyah wa Al Iftaa', yang disusun oleh Syaikh Ahmad bin Abdurrozzaq Ad Duwaisy Daar 'Al 'Aashimah, Riyad.


[1] Maksudnya: orang Quraisy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar