GOSIP
Gosip yang dalam bahasa Indonesia merupakan kata yang
dipakai untuk suatu obrolan
tentang orang lain, juga disebut sebagai cerita negative tentang orang lain dan
disebut pula penrgunjingan ( kamus bahasa Indonesia 2009 hal.487 ) merupakan
perkara yang sangat diperhatikan oleh Islam. gosip muncul bisa dari karakter jelek seseorang yang memang suka menggosip,
bisa juga dari rasa hasad atau iri hati dan dengki kepada orang lain sehingga
ia berusaha untuk menjatuhkan martabat orang yang di hasadi tersebut di depan
publik. Dalam urusan ini Alloh Ta’ala telah mengingatkan kita semua melalui
firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ
جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا
عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“ Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” ( Qs.
Al-Hujorot 6 )
Sebab turunya ayat tersebut adalah kisah yang terjadi pada seorang sahabat
yang bernama Walid bin Uqbah bin Abi Muaidz r.a. yang mana Rosululloh telah
mengutusnya untuk menjadi jubir bagi suku Bani Mustolik sedangkan beliau (
walid bin uqbah ) dan Bani Mustolik bermusuhan pada masa jahiliyah. Ketika Bani
Mustolik mendengar kabar akan kedatangan duta Rosul tersebut, mereka kemudian
menyiapkan diri untuk menyambutnya sebagai bentuk ta’dzim. Tiba-tiba setan
membuat gosip kepada Walid bahwa Bani Mustolik sudah bersiap hendak
membunuhnya, maka kemudian Walid memutar haluan dan kembali kepada Rosululloh
dan melaporkan bahwa Bani Mustolik menahan pembenaran mereka dan berniat hendak
membunuhku. Maka kemudian Rosululloh mengutus Kholid bin Walid dan
berpesan kepada beliau supaya berhati-hati dan jangan tergesa-gesa dalam
mengambil keputusan, kemudian Kholid mendatangi mereka malam hari dan mengutus
mata-matanya untuk menyelidiki, kemudian mata-mata tersebut melapor kepada
Kholid bahwa penduduk Bani Mustolik menjawab seruan adzan dan melaksanakan
sholat, kemudian di pagi harinya kholid masuk ke perkampungan Bani Mustolik
tersebut untuk mengecek kebenaran berita tersebut dan didapati berita tersebut adalah
benar adanya, kemudian Kholid melaporkan keadaan tersebut kepada Rosululloh
kemudian turunlah ayat tersebut. ( lihat tafsir Ibnu Katsir dan Al-Qurtubi ).
GOSIP ADALAH DOSA BESAR
Dalam kisah diatas kita diajarkan
supaya tidak tergesa-gesa membuat kesimpulan dari sebuah berita dari manapun
datangnya sebelum kita tahu akan kebenaranya. Sesuatu yang sebenarnya belum
kita ketahui kebenaranya kemudian kita percayai kemudian kita sebarluaskan akan
membawa dampak yang tidak baik, terlebih jika kabar tersebut merupakan kabar
tentang aib seseorang, jika kabar tersebut ternyata salah maka kita telah
melakukan fitnah dan jika benar maka kita telah terjerumus kepada gibah,
kedua-duanya termasuk perkara yang menghancurkan, bagaimana seandainya Kholid
langsung menyerang bani Mustolik tersebut ?, maka tentulah akan terjadi banyak
sekali korban yang bergelimpangan, maka betapa bahayanya hal tersebut sehingga
Rosululloh mengingatkan :
أَلَا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الْأَمْرِ
وَعَمُودِهِ وَذُرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ " فَقُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ . قَالَ:
" رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ
الْجِهَادُ " ثُمَّ قَالَ: " أَلَا أُخْبِرُكَ بِمِلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ
؟ " فَقُلْتُ لَهُ: بَلَى يَا نَبِيَّ اللهِ . فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ، فَقَالَ:
" كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا " فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ
بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ ؟ فَقَالَ: " ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ، وَهَلْ
يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ، أَوْ قَالَ: عَلَى مَنَاخِرِهِمْ،
إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ ؟
Dari Mu’adz bin Jabal, Rosululloh
bersabda : “ maukah aku kabarkan kepadamu pangkal dari segala urusan, tiangnya
dan puncaknya ? maka aku berkata, tentu wahai Rosululloh, kemudian beliau
bersabda, pokok segala urusan adalah Al-Islam, tiangnya adalah sholat dan
puncaknya adalah jihad, kemudian beliau bersabda, apakah kamu mau aku beritahu
pengendali semua itu ?, aku berkata, tentu wahai Rosululloh, kemudian beliau
menunjuk kepada lidah beliau kemudian bersabda, jagalah olehmu ini, aku
bertanya, wahai Rosululloh adakah orang-orang akan dihukum dengan apa-apa yang
ia katakana ?, beliau bersabda, celaka kamu wahai Mu’adz, berapa banyak orang
ditelungkupkan wajah mereka kedalam api neraka sebab hasil ucapan lisanhya ? “
( HR. Imam Ahmad dalam musnad juz 36 hal.345 )
Hadits diatas menunjukan bahwa
gossip merupakan dosa besar yang sangat berbahaya, orang yang telah mengamalkan
Islam, menegakan sholat bahkan melaksanakan jihad bisa terjerumus kedalam
neraka sebab tidak bisa mengendalikan lisanya, bagaimana nasib orang yang belum
bisa melaksanakan itu semua tetapi lisanya aktif menggosip di mana-mana ?