Tak ada kata terlambat tuk menjadi yang lebih baek.. Diberdayakan oleh Blogger.
???? ? ???? ? ????? ???????

Translate

Selasa, 20 November 2012

SUAMI JUGA MANUSIA


Factor ekonomi, ketampanan, kecakapan berfikir, pangkat dan kedudukan seringkali menyebabkan munculnya ketidak puasan istri terhadap suami, hal ini biasanya dipicu oleh factor idealism yang dibayangkan oleh istri terhadap suami sebelum mereka merajut jala rumah tangga sehingga kondisinya kian parah ketika istri mendapati suami mereka tak seindah bayanganya sebelum mereka menikah, tidak jarang ketidakpuasan ini memercik dalam sebuah tindakan-tindakan kecil seperti berani kepada suami, meremehkan suami bahkan tidak sedikit pula yang kemudian menjelma menjadi problema besar dalam rumah tangga yang kemudian berakhir dengan perceraian atau gugatan cerai dari pihak istri. Apakah anda terjangkit penyakit tersebut ? jika “ ya “ maka ada baiknya kita merenungkan sejenak beberapa perkara berikut :
  1. Sadari diri anda sendiri

Allah maha adil, termasuk dalam memilihkan suami bagi wanita, siapa suami anda maka sebenarnya itulah pasangan yang cocok bagi anda, jika suami anda baik mungkin anda juga orang baik, jika suami anda tidak baik mungkin diri anda juga banyak kekurangan, hal ini sebagimana sabda Nabi “ wanita sholihat untuk laki-laki yang sholih “ ( HR. Ahmad ), jika anda sudah sholihah sedang suami anda belum sholeh maka mungkin itu ujian dari Alloh untuk menguji anda maka anda harus bersabar. 

SUAMI JUGA MANUSIA


Factor ekonomi, ketampanan, kecakapan berfikir, pangkat dan kedudukan seringkali menyebabkan munculnya ketidak puasan istri terhadap suami, hal ini biasanya dipicu oleh factor idealism yang dibayangkan oleh istri terhadap suami sebelum mereka merajut jala rumah tangga sehingga kondisinya kian parah ketika istri mendapati suami mereka tak seindah bayanganya sebelum mereka menikah, tidak jarang ketidakpuasan ini memercik dalam sebuah tindakan-tindakan kecil seperti berani kepada suami, meremehkan suami bahkan tidak sedikit pula yang kemudian menjelma menjadi problema besar dalam rumah tangga yang kemudian berakhir dengan perceraian atau gugatan cerai dari pihak istri. Apakah anda terjangkit penyakit tersebut ? jika “ ya “ maka ada baiknya kita merenungkan sejenak beberapa perkara berikut : 
  1.     Sadari diri anda sendiri

Allah maha adil, termasuk dalam memilihkan suami bagi wanita, siapa suami anda maka sebenarnya itulah pasangan yang cocok bagi anda, jika suami anda baik mungkin anda juga orang baik, jika suami anda tidak baik mungkin diri anda juga banyak kekurangan, hal ini sebagimana sabda Nabi “ wanita sholihat untuk laki-laki yang sholih “ ( HR. Ahmad ), jika anda sudah sholihah sedang suami anda belum sholeh maka mungkin itu ujian dari Alloh untuk menguji anda maka anda harus bersabar.
2.      Cek kembali tujuan anda menikah
Perlu kiranya kita mengecek kembali tujuan kita menikah, bahtera rumah tangga kita yang telah berlayar bermula dari niat apa ?, karena segala amal akan berujung berdasarkan niat pelakunya, sebagaimana sabda nabi yang masyhur : “ sesungguhnya segala amal tergantung niatnya “ ( HR. Mutafaqun ‘alaihi ), jika dulu anda menikah dengan niat agar mendapatkan harta maka itulah yang anda dapatkan meski dengan segenap kekurangan, jika anda menikah karena ketampanan maka meskinya anda juga sudah mendapatkan sehingga jangan mengharapkan yang lain dari apa yang anda niatkan.

  1. 3.      Belajar qona’ah

Imam Ali mengatakan bahwa makna takwa yang sebenarnya adalah “ takut kepada Alloh, qona’ah ( menerima ) pemberian Alloh yang sedikit dan mempersiapkan untuk perjalanan menuju akhirat “, qona’ah merupakan cirri orang yang bertakwa, sedangkan takwa adalah solusi terbaik dalam kehidupan kita, sebagimana firman Alloh “ Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” ( Qs. At-Tholak 3 ).
Mari belajar menjadi orang yang qona’ah, menerima dengan suka cita pemberian Alloh berupa suami dengan segala keurangan dan kelebihanya.
4.      Rumput tetangga lebih hijau
Saudariku, kehidupan di dunia ini hanyalah “ sawang sinawang “ artinya kita sering melihat kehidupan orang lain lebih baik dan lebih bahagia dari pada kita padahal bisa jadi orang lain tersebut justru menganggap bahwa kehidupan anda yang paling sempurna, kita harus menyadari bahwa kita diciptakan oleh Alloh sebagi makhluk yang banyak berkeluh kesah, sebagimana firman Alloh Ta’ala :
“ Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” ( Qs. Al-Ma’arij 19 )
Seberapapun kenikmatan yang dikenyam manusia, manusia akan masih merasa kurang, sehingga ketika ia mendapatkan sedikit kekurangan ia akan banyak mengeluh, tidak mau bersyukur kepada Alloh, itulah yang melatar belakangi kemudian munculnya pada diri kita rasa iri kepada orang lain jikalau orang lain terlihat mendapatkan kelebihan yang tidak kita miliki padahal bisa jadi orang lain tersebut juga tidak mempunyai apa yang kita miliki.
5.      Benarkah anda mencintai suami anda
Mencintai adalah kata kerja, maka ia membutuhkan perjuangan dan kesabaran, jika anda mencintai suami anda maka sadarilah bahwa mencintai adalah kata kerja yang harus anda kerjakan, cintailah suami anda dengan segenap kekuranganya dan perlu kita ingat kecintaan yang ada dalam hati kita akan membawa kita kepada kesiapan untuk berkorban demi sesuatu yang kita cintai, cinta itulah yang mendorong para sahabat rela mengorbankan harta dan jiwanya dalam rangka membela rosululloh sholallohu ‘alaihi wasalam, hal ini sebagimana sabda nabi : “ tidak beriman salah seorang diantara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada bapaknya, anaknya dan manusia seluruhnya “ ( HR. Bukhori dan Muslim ) , saudariku, bukankah para sahabat rela berkorban demi kecintaan mereka kepada rosululloh ?. berapa banyak sahabat yang syahid di medan perang dalam rangka membela rosululloh ?. mak mari bertanya pada hati kita, sudahkah benar pengakuan cinta kita kepada keluarga kita ? lalu seberapa besar perjuangan dan pengorbanan yang telah kita kontribusikan ?
6.      Jadikan perceraian solusi terakhir
Diantara misi besar setan adalah memisahkan suami istri yang telah terikat perjajnjian yang berat “ mitsaqon gholidho “
Saudari, inilah kehidupan yang selalu mengalami pergantian waktu dan musibah, kita kerap didatangi musibah tapi kita juga kerap diberi kemudahan, maka bersyukurlah kepada Alloh, mari kita meminta kepada Alloh keteguhan, kebahagiaan di dunia ini hanya laksana mimpi dalam tidur, jika saat ini kita sengsara maka kenikmatan pasti akan menghampiri kita, demikian halnya jika kita bisa tertawa pada hari ini bisa jadi suatu saat kita akan menangis, maka bersabarlah mudah-mudahan Alloh menganugrahkan kepada kita kesabaran dalam mengahadapi segala ujian dalam rumah tangga kita.

KHULU'


Abdulloh telah membina biduk rumah tangganya selama puluhan tahun, layaknya keluarga yang lain, keluarga inipun berjalan tanpa ada aral yang berarti, hingga sampai suatu saat tiba-tiba keluarga ini terhempas badai yang berujung pada pengajuan gugatan cerai oleh pihak istri kepengadilan agama setempat. Pembaca yang budiman kasus semacam ini mungkin sering kita jumpai, untuk itu pada tema kali ini sengaja kami angkat persoalan khulu’ ( gugatan cerai dari pihak istri ) agar supaya menjadi rambu bagi suami maupun istri dalam persoalan rumah tangga yang dihadapi.
 
PENGERTIAN KHULU’
Secara bahasa “ khola’a” maknanya adalah melepas, mencabut atau menanggalkan, sedangkan secara istilah “ khulu’ “ bermakna, perceraian atas permintaan  istri dengan pemberian ganti rugi ( tebusan ) dari pihak istri, madzhab Hanafi mengistilahkan “khulu’ “ sebagai bentuk pengguguran hak pernikahan dengan lafadz khulu’, sedangkan madzhab Maliki menyatakan bahwa “ khulu” merupakan bentuk perceraian deengan pengembalian, baik dari pihak istri sendiri atau dari walinya, pendapat ini senada dengan madzhab Hambali, sedangkan menurut madzhab Syafi’I “ khulu’ “ merupakan bentuk pemisahan jalinan pernikahan dengan ganti rugi baik dengan lafadz cerai maupun khulu’. [1]