Factor ekonomi, ketampanan, kecakapan berfikir,
pangkat dan kedudukan seringkali menyebabkan munculnya ketidak puasan istri
terhadap suami, hal ini biasanya dipicu oleh factor idealism yang dibayangkan
oleh istri terhadap suami sebelum mereka merajut jala rumah tangga sehingga
kondisinya kian parah ketika istri mendapati suami mereka tak seindah
bayanganya sebelum mereka menikah, tidak jarang ketidakpuasan ini memercik
dalam sebuah tindakan-tindakan kecil seperti berani kepada suami, meremehkan
suami bahkan tidak sedikit pula yang kemudian menjelma menjadi problema besar
dalam rumah tangga yang kemudian berakhir dengan perceraian atau gugatan cerai
dari pihak istri. Apakah anda terjangkit penyakit tersebut ? jika “ ya “ maka
ada baiknya kita merenungkan sejenak beberapa perkara berikut :
- Sadari
diri anda sendiri
Allah maha adil, termasuk dalam
memilihkan suami bagi wanita, siapa suami anda maka sebenarnya itulah pasangan
yang cocok bagi anda, jika suami anda baik mungkin anda juga orang baik, jika
suami anda tidak baik mungkin diri anda juga banyak kekurangan, hal ini
sebagimana sabda Nabi “ wanita sholihat untuk laki-laki yang sholih “ ( HR.
Ahmad ), jika anda sudah sholihah sedang suami anda belum sholeh maka mungkin
itu ujian dari Alloh untuk menguji anda maka anda harus bersabar.
2. Cek
kembali tujuan anda menikah
Perlu kiranya kita mengecek kembali
tujuan kita menikah, bahtera rumah tangga kita yang telah berlayar bermula dari
niat apa ?, karena segala amal akan berujung berdasarkan niat pelakunya,
sebagaimana sabda nabi yang masyhur : “ sesungguhnya segala amal tergantung
niatnya “ ( HR. Mutafaqun ‘alaihi ), jika dulu anda menikah dengan niat agar
mendapatkan harta maka itulah yang anda dapatkan meski dengan segenap
kekurangan, jika anda menikah karena ketampanan maka meskinya anda juga sudah
mendapatkan sehingga jangan mengharapkan yang lain dari apa yang anda niatkan.
- 3. Belajar
qona’ah
Imam
Ali mengatakan bahwa makna takwa yang sebenarnya adalah “ takut kepada Alloh,
qona’ah ( menerima ) pemberian Alloh yang sedikit dan mempersiapkan untuk
perjalanan menuju akhirat “, qona’ah merupakan cirri orang yang bertakwa,
sedangkan takwa adalah solusi terbaik dalam kehidupan kita, sebagimana firman
Alloh “ Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” ( Qs. At-Tholak 3 ).
Mari
belajar menjadi orang yang qona’ah, menerima dengan suka cita pemberian Alloh
berupa suami dengan segala keurangan dan kelebihanya.
4.
Rumput tetangga
lebih hijau
Saudariku,
kehidupan di dunia ini hanyalah “ sawang sinawang “ artinya kita sering melihat
kehidupan orang lain lebih baik dan lebih bahagia dari pada kita padahal bisa
jadi orang lain tersebut justru menganggap bahwa kehidupan anda yang paling
sempurna, kita harus menyadari bahwa kita diciptakan oleh Alloh sebagi makhluk
yang banyak berkeluh kesah, sebagimana firman Alloh Ta’ala :
“
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” ( Qs.
Al-Ma’arij 19 )
Seberapapun
kenikmatan yang dikenyam manusia, manusia akan masih merasa kurang, sehingga
ketika ia mendapatkan sedikit kekurangan ia akan banyak mengeluh, tidak mau
bersyukur kepada Alloh, itulah yang melatar belakangi kemudian munculnya pada
diri kita rasa iri kepada orang lain jikalau orang lain terlihat mendapatkan
kelebihan yang tidak kita miliki padahal bisa jadi orang lain tersebut juga
tidak mempunyai apa yang kita miliki.
5.
Benarkah anda
mencintai suami anda
Mencintai
adalah kata kerja, maka ia membutuhkan perjuangan dan kesabaran, jika anda mencintai
suami anda maka sadarilah bahwa mencintai adalah kata kerja yang harus anda
kerjakan, cintailah suami anda dengan segenap kekuranganya dan perlu kita ingat
kecintaan yang ada dalam hati kita akan membawa kita kepada kesiapan untuk
berkorban demi sesuatu yang kita cintai, cinta itulah yang mendorong para
sahabat rela mengorbankan harta dan jiwanya dalam rangka membela rosululloh
sholallohu ‘alaihi wasalam, hal ini sebagimana sabda nabi : “ tidak beriman
salah seorang diantara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada bapaknya,
anaknya dan manusia seluruhnya “ ( HR. Bukhori dan Muslim ) , saudariku,
bukankah para sahabat rela berkorban demi kecintaan mereka kepada rosululloh ?.
berapa banyak sahabat yang syahid di medan perang dalam rangka membela rosululloh
?. mak mari bertanya pada hati kita, sudahkah benar pengakuan cinta kita kepada
keluarga kita ? lalu seberapa besar perjuangan dan pengorbanan yang telah kita
kontribusikan ?
6.
Jadikan
perceraian solusi terakhir
Diantara
misi besar setan adalah memisahkan suami istri yang telah terikat perjajnjian
yang berat “ mitsaqon gholidho “
Saudari, inilah
kehidupan yang selalu mengalami pergantian waktu dan musibah, kita kerap
didatangi musibah tapi kita juga kerap diberi kemudahan, maka bersyukurlah
kepada Alloh, mari kita meminta kepada Alloh keteguhan, kebahagiaan di dunia
ini hanya laksana mimpi dalam tidur, jika saat ini kita sengsara maka
kenikmatan pasti akan menghampiri kita, demikian halnya jika kita bisa tertawa
pada hari ini bisa jadi suatu saat kita akan menangis, maka bersabarlah
mudah-mudahan Alloh menganugrahkan kepada kita kesabaran dalam mengahadapi
segala ujian dalam rumah tangga kita.